Berapa
kalikah sobat mengedit sebuah posting/artikel blog setelah
menerbitkannya? Saya pernah menghadapi permasalahan serupa dan ada
banyak penyebabnya: kesalahan ejaan kata lah, kesalahan link yang
ditulis lah, materi yang keliru lah, keyword yang salah lah, judul yang
kurang tepatlah dan lain sebagainya.
Sebagaimana yang dialami, sobat harus bolak-balik membuka post editor
dan melakukan editing pada kasus-kasus tersebut. Melelahkan, tidak
efisien, dan terkadang membuat jengkel. Dan ujungnya malas mengeditnya.
Seperti halnya sobat, saya pun pernah mengalami hal serupa. Kemudian
saya mengakali dengan membuat checklist, daftar hal-hal yang harus saya
lakukan sebelum menerbitkan. Sobat pun dapat membuatnya. Dasarkan list
tersebut pada pertanyaan-pertanyaan pribadi yang sudah saya susun
sebagai poin penting sebelum menerbitkan artikel blog berikut:
1. Apakah saya sudah membaca artikel tersebut setelah menuliskannya?
Semudah pertanyaannya, banyak orang yang jarang membaca kembali artikel
yang sudah ditulis dan langsung menerbitkannya. Membaca artikel terlebih
dahulu sebelum dibaca orang lain adalah hal yang sangat penting. Kita
perlu mengetahui isi artikel yang kita tulis dari sudut pandang pembaca.
Apakah argumen-argumennya sudah solid? Adakah poin-poin yang
terlewatkan? Bagaimana dengan kesan yang ditangkap? dan seterusnya.
Untuk melihat tampilan artikel secara keseluruhan seperti sebagaimana
dia diterbitkan, gunakan fitur "Preview" atau "Pratinjau" di post
editor.
2. Apakah isi artikel sudah selengkap mungkin seperti yang diharapkan?
Jika ingin mendapatkan traffic/pembaca dan backlink
sebanyak mungkin, pastikan artikel telah lengkap selengkap-lengkapnya.
Setelah melakukan checking tahap pertama, pastikan lagi apakah sobat
bisa menambahkan poin lain atau penjelasan lain yang belum di-cover.
Dengan melengkapi isi artikel, kita dapat mengcover semua kebutuhan
pembaca yang membutuhkan penjelasan berbeda-beda pada beberapa poin.
Misalnya, jika sobat menuliskan artikel review software, lihat apakah
ada poin penting terlewatkan. Misalnya, bagaimana dengan system
requirements, CPU resource yang dibutuhkan, efek negatif, compatible kah
dengan windows 7? dsb. Orang yang menemukan sebuah artikel dari
beberapa sisi cenderung menyukai dan bahkan akan menggunakan artikel berkualitas tersebut sebagai sumber yang ditautkan.
3. Apakah saya telah melakukan analisis keyword yang berkaitan?
Keyword
adalah aspek penting yang menunjukkan relevansi suatu konten, baik
untuk pembaca maupun search engine. Keyword yang relevan dan banyak
dicari adalah keywords yang sering digunakan orang. Pertama, karena
orang jadi mudah memahami isi posting. Kedua, membantu upaya
optimalisasi search engine (SEO).
Ingat saya tidak berbicara tentang menggunakan keyword
sebanyak-banyaknya (spamming), tapi tentang keyword yang relevan dan
banyak dicari. Sebagai contoh, jika sobat menulis artikel tentang game
komputer, akan lebih sulit mendapatkan traffic dari pembaca yang
menggunakan keyword "permainan komputer" dibanding yang menggunakan
keyword "computer game". Meskipun yang pertama adalah istilah bahasa
Indonesia yang baik dan benar, belum tentu mendatangkan traffic secara
masif dari Indonesia.
4. Apakah judul posting telah dioptimalkan sedemikian rupa?
Judul adalah bagian pertama dan utama sebuah tulisan. Bahkan jauh lebih
penting daripada isi artikel karena jika judul gagal menarik atensi
pembaca, bisa dibilang isinya telah gagal membuktikan apa yang
diungkapkan oleh judul. Pastikan judul memiliki relevansi kuat,
provokatif, serta punya daya emosional, yang dapat menarik pembaca untuk
melihat isi posting blog dengan semangat tinggi.
5. Apakah saya sudah membaca sekali lagi (lagi-lagi)?
Saya tahu di awal pertanyaan poin ini sudah dilakukan. Tapi kali ini
fokuskan pada hasil akhir tulisan (proofread). Buktikan sekali lagi
bahwa semua hal telah disempurnakan sedemikian rupa. Fokuskan pada tata
bahasa, ejaan, kalimat, paragraf, dll. Ada satu trik yang biasa saya
lakukan untuk menguji posting pada tahap ini: membaca artikel dari
belakang ke depan (memang agak aneh :p) atau membacanya dengan
bersuara. Keduanya akan membuat sobat fokus pada masing-masing kata
sehingga lebih mudah menemukan adanya kesalahan.
6. Apakah saya sudah menautkan link ke posting-posting lama (internal linking)?
Menautkan link ke posting lain/lama (internal linking) sangat
bermanfaat bagi pembaca dan robot search engine. Yang pertama, membantu
pembaca mengeksplorasi dan mendapatkan referensi selengkapnya mengenai
suatu hal dari posting-posting lama di dalam arsip. Yang kedua, robot
search engine dapat dengan mudah dan efisien melakukan crawling
(perayapan) dan pemahaman terhadap isi konten serta membantu upaya SEO.
Sebelum menerbitkan artikel, sediakan waktu untuk menemukan
posting/artikel lama yang relevan untuk ditautkan.
7. Apakah saya sudah menautkan link ke halaman/blog/website sebagai referensi atau credits?
Ini yang sering ditakutkan oleh banyak blogger dan webmaster. Menautkan
link dari posting adalah hal yang sangat baik. Tapi kebanyakan merasa
risih karena ada ketakutan dalam SEO maupun dalam kredibilitasnya.
Terlebih lagi bagi yang suka copas mentah-mentah, memberi sumber link
adalah hal tabu bagi sebagian blogger copaser. Padahal menautkan link
external berarti suatu aksi yang profesional, bertanggungjawab, dan
meningkatkan kredibilitas karena memiliki banyak sumber referensi dan
mempelajari banyak hal. Dalam hal SEO, menautkan link eksternal tidak
ada bahayanya selama ditautkan dengan benar dan pada posisi yang tepat.
Justru dapat menambah visibilitas suatu artikel baru.
Jika sobat membuat posting dan menggunakan referensi terpercaya, sobat
perlu menautkan link keluar (outbound link) karena ini memperkaya isi
posting dan sebagai alat referensi dan bentuk atribusi (credits).
Pembaca mendapatkan value lebih dari referensi-referensi penting yang
disuguhkan. Ada banyak knowledge base yang dapat diambil dari Wikipedia,
sebagai contoh untuk ditautkan. Atau ada banyak juga referensi dari
blog-blog lain yang penting serta dapat kita jadikan sebagai bagian
referensi tanpa harus "mengambil" seluruh artikelnya. Pengunjung akan
sangat menyukai artikel yang kaya referensi dan menaruh respek atas
kredibilitas yang dibangun oleh penulisnya. Pastikan menggunakan anchor text yang tepat dan deskriptif. Hindari penggunaan anchor text yang kurang baik seperti "klik di sini", "click here", "go", dll.
8. Apakah saya sudah memastikan semua link ditautkan dengan benar?
Kadang karena terburu-buru, url yang ditulis salah atau ada karakter
yang kurang atau kelebihan. Misalnya ketika menuliskan
http://buka-rahasia.blogspot.com, kadang saya keliru menuliskan dengan
http://buka-rahasia.blogspot.co, dan ini adalah kesalahan fatal karena
halaman pada url tersebut tidak ada. Pastikan juga semua link yang
ditautkan mengarah ke halaman yang benar.
9. Apakah posting saya perlu diperkaya dengan gambar?
Jika "sebuah gambar lebih berharga daripada seribu kata" mengapa tidak
mencoba menggunakan gambar untuk menjelaskan sesuatu? Jika memang
pengunjung akan merasa lebih terbantu dengan gambar ketika mempelajari
suatu tutorial, prosedur, proses, dll, pertimbangkan penggunaan gambar.
Gambar kadang lebih mudah dicerna daripada kata-kata. Sebagai contoh,
jika anda dapat membuat infographic, lampirkan ke dalam artikel, atau
paling tidak gunakan screenshots dari proses atau tutorial yang hendak
disampaikan.
10. Apakah saya sudah mengoptimasikan permalink/url posting?
Beberapa platform blogging seperti WordPress mengijinkan usernya untuk
mengedit permalink, baik pada bagian nama file (bagian belakang) maupun
pada struktur permalink (dengan url rewrite), sehingga user dapat dengan
mudah mengganti atau mengubah url posting yang sudah diterbitkan tanpa
halangan apapun. Namun pada Blogger, url langsung terbentuk setelah
posting dipublikasikan dan tidak dapat diedit lagi. Jumlah karakternya
pun terbatas (simak batasan akun dan platform blogger).
Ini adalah sebuah kelemahan yang sangat signifikan efeknya. Oleh karena
itu, pastikan sebelum menerbitkan posting, perhatikan dulu judul
posting agar url/permalink bersih, deskriptif, dan mengandung keyword
yang diinginkan. Baca: Optimasi Permalink Blogger.
11. Kapan saya harus menerbitkan/posting artikel blog?
Meskipun hal ini dipandang kurang signifikan, namun menerbitkan posting
pada waktu tertentu akan berpengaruh pada traffic awal setelah artikel
dipublikasikan. Banyaknya traffic pada satu artikel baru akan
memungkinkan sharing oleh pembaca dapat dilakukan lebih awal, sehingga
konten yang dishare di social media maupun website/blog lain masih
fresh. Sobat tentunya tidak mau artikel masterpiece yang sudah dibuat
tidak langsung dibaca oleh pengunjung dan membutuhkan waktu lama untuk
dicapai oleh target pembaca. Saya biasa menerbitkan artikel di siang
hari di atas jam 1, sore, atau malam sebelum pukul 9. Karena pada
momen-momen tersebut banyak yang online dan "berkeliaran" di social
media. Saya cenderung menghindari menerbitkan posting di hari libur
besar, karena jumlah pengunjung internet berkurang secara signifikan.
Mungkin sobat memiliki waktu pas tersendiri yang dapat dipelajari dan
ditentukan.
Posting Komentar - Back to Content